Cara Pengucapan Bahasa Jepang
Sebenarnya bahasa Jepang sangat mudah untuk diucapkan. Bahasa
Jepang tersusun dari suku kata yang jelas yang hanya berdasarkan 5 bunyi huruf
vocal; a, i, u, e, o. Huruf vocal
tersebut dapat dilafalkan sebagai berikut:
A seperti pada ayah
I seperti pada minum
U seperti pada rumah
E seperti pada melon
O seperti pada bola
Ketika bunyi-bunyi huruf konsonan/mati ditambahkan bahkan
kepada bunyi huruf vocak ini, maka suku kata – suku kata dibuat dengan
mengikuti bunyi yang sama dengan pola: ka, ki, ku, ke, ko dan sa, shi, su, se,
so dst.
Dalam bahasa Jepang, bunyi huruf H dan G selalu diucapkan
seperti dalam kata bahasa Inggris “How” dan “Go”. Tidak ada bunyi huruf L atau V yang pasti dalam bahasa Jepang; oleh karena keduanya tidak
ditulis dalam daftar suku kata. Ketika orang Jepang mencoba untuk mengucapkan
kedua huruf tersebut menggunakan kosa kata bahasa Inggris, maka bunyi huruf L berubah menjadi bunyi R, dan bunyi V berubah menjadi bunyi B.
Contoh:
Valentine dibaca Barentain.
Love dibaca Rabu.
Jadi, dalam bahasa Jepang huruf R dilafalkan seperti kombinasi antara R dan L dalam bahasa
Indonesia, seperti bunyi huruf R
cadel.
Masing-masing suku kata harus dilafalkan dengan jelas,
walaupun dalam pembicaraan biasa orang Jepang, huruf I dan U sering
dihilangkan. Contoh sebagai berikut:
Pada pengucapan nama orang, Shinichi, lafalnya dibaca “Shin
chi”. Jadi bunyi huruf tengah I-nya
hilang atau disamarkan. (yang sering
nonton Detective Conan pasti sering denger kan kalo pas si Ran manggil
pacarnya, si Kudou Shinichi :D)
Lalu, pada kata desu,
yang sering kali diucapkan sebagai “des”.
Dengan bunyi U dibelakang yang
disamarkan juga.
Untuk bunyi konsonan ganda seperti pada kata Kitto dilafalkan sama seperti bahasa
Indonesia. Dengan cara ada sedikit jeda setelah huruf konsonan ganda T pertama diucapkan. Jadi seperti ini,
“Kit-to”.
Selanjutnya, bunyi huruf RYA,
RYU, RYO diucapkan dengan satu suku kata dan bukan dengan dua suku kata.
Orang asing sering mengalami kesulitan pada saat mereka mngucapkan suku kata
diatas. Mereka sering kali menyebutnya dengan pengucapan dua suku kata, padahal
suku kata diatas diucapkan dengan SATU suku kata saja.
Dalam bahasa Jepang, ada beberapa vocal yang diucapkan dengan
panjang-pendek dan ada juga yang sama sekali tidak terdengar (seolah-olah tidak
diucapkan). Vocal panjang biasanya pada huruf Romaji ditandai dengan garis makron (yaitu tanda palang kecil
diatas huruf). Contoh huruf O dengan
palang, bunyinya menjadi double o
(ou).
Contoh kata: Kouen,
kata ini dibaca dengan lafal O
panjang. Dan dalam penulisan huruf Hiragana, huruf double O ini ditulis dengan
ekstra U. Dalam Katakana, bunyi suku kata panjang ditandai dengan bar/palang kecil. (Lebih jelasnya bisa JOC-san liat di episode 3 atau 4 BELAJAR YUK)
Untuk memperlancar pengucapan suku kata bahasa Jepang,
pertama-tama praktekkanlah cara pengucapan suku kata dengan suara keras sampai
kita bisa mengucapkan setiap kata dengan mudah diluar kepala. Tidak butuh waktu
lama lagi sampai kita bisa mengenali dengan sendirinya suku kata bahasa Jepang
yang kita dengar. (kalo saran Ichibun,
sering-sering aja nonton anime yang dubbing aslinya bahasa Jepang, pasti deh
JOC-san langsung bisa menirunya dengan mudah) :-)
Sumber:
Mente, De Boye. 2003. Belajar
Cepat Bahasa Jepang Praktis dan Menyenangkan. Think:Jogjakarta.
Kamiya, Taiko. 2008. Bimbingan
Belajar Otodidak Bahasa Jepang. Think:Jogjakarta.
Salam JOC,
Ichibun --DM
Tidak ada komentar:
Posting Komentar